Langsung ke konten utama

ShareYuk (Suzume no Tojimari)

Yahooo... I'm back again, setelah sekian bulan segmen ini tidak up, padahal gue pengen banget bisa lebih aktif ngasih rekomendasi film dan anime yang wajib banget ditonton, tapi ya tapi... Gue tuh suka ngelantur kemana-mana, kadang suka males, kadang mood naik turun, kadang lagi rajin tapi bingung harus nulis seperti apa biar pembaca gue gak boring, alhasil gue malah kebanyakan mikir dan gak ngelanjutin nulis. Tapi khusus hari ini, karena movie yang akan gue review adalah movie yang spesial banget. Maka gue excited buat nonton perdana di bioskop. Pertama kali trailer movie ini up di YouTube, gue udah langsung suka sama story-nya apalagi song-nya yang dibawakan oleh RADWIMPS & Nanoka Hara, keren parah no debat!

Walaupun awalnya gue kurang yakin bakal bisa atau gak nonton di bioskop tapi alhamdulilah hari ini tanggal 9 Maret 2023, gue nekat sendirian datang ke bioskop yang jaraknya, gak usah ditanya lagi ya gaes... lumayan jauh dari tempat gue tinggal terus juga gue terkendala dengan tidak bisa mengendarai kendaraan pribadi jadi gue harus naik kendaraan umum, perjuangan banget sih... Tapi puas dan terbayar tuntas dengan menonton movie ini.


Oke gak usah berlama-lama lagi ya, ShareYuk kali ini gue akan mereview salah satu movie dari Makoto Shinkai, yang udah kita tau banget karya beliau tuh luar biasa sekali bahkan banyak mendapatkan penghargaan dari beberapa hasil karyanya, seperti Kimi no Nawa dan Tenki no Ko.


Di tahun 2022 lalu beliau merilis movie baru, yang judulnya Suzume no Tojimari.

Movie ini bisa menjadi tontonan yang menarik dan mendapatkan tempat ke-2 setelah Kimi no Nawa yang menurut gue best-nya movie versi gue, soalnya buat gue pribadi Kimi no Nawa adalah anime movie yang mau di re-watch berapa kali pun, gue gak akan pernah bosen malah disetiap scene-nya selalu dibuat kagum. Dan setelah sekian lama mencari-cari movie yang bisa menjadi lawan dari Kimi no Nawa, akhirnya gue menemukan salah satu anime movie yaitu dari karya beliau juga, Suzume no Tojimari. 

Suzume no Tojimari, sebenarnya sudah rilis di tahun lalu, tepatnya 11 November 2022 di Jepang dan menjadi tontonan yang menarik perhatian peminat anime, gak usah diragukan lagi sih, mulai dari story-nya, songs-nya dan juga grafis dari movie-nya emang sekeren itu, jadi menurut gue wajar kalau Suzume no Tojimari bisa hype dan pantas mendapatkan penghargaan, applause untuk Makoto Shinkai dan tim-nya yang udah berkerja keras membuat movie ini.


Btw gue gak akan spoiler banyak, karena gue pengen kalian yang sedang mencari tontonan bisa lebih tertantang untuk menonton secara langsung tanpa melihat sinopsis yang panjang lebar. Jadi khusus untuk kali ini, gue cuma akan menjelaskan sinopsis secara keseluruhan saja, sisanya bisa kalian lihat di bioskop atau kalau kalian #timsabar untuk menunggu blu-ray, boleh juga kok tapi siap-siap kena serangan spoiler di medsos.


(Disclaimer : Sebagai informasi kalau tulisan ini mengandung banyak sekali spoiler jadi yang tidak ingin terspoilerkan harap untuk menepi serta tidak melanjutkan membaca, terima kasih atas pengertiannya. Oke, gue lanjut ya untuk mereview).

Suzume no Tojimari, yang tayang perdana di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 8 Maret 2023, menceritakan perjalanan Suzume dimulai di sebuah kota yang tenang di Kyushu (terletak di Barat daya Jepang) ketika ia sedang mengendarai sepeda untuk pergi ke sekolah, dipertengahan jalan Suzume bertemu dengan seorang pria muda yang bertanya tentang tempat tak berpenghuni atau yang ditinggalkan, serta menanyakan keberadaan pintu dengan  mengatakan kepadanya, “Saya sedang mencari sebuah pintu.” 

Suzume yang penasaran dengan perkataannya, kemudian memutuskan untuk menemukan pintu tersebut, ketika ia sampai di tempat tak berpenghuni itu, ada sebuah pintu tua yang berdiri tegak di tengah reruntuhan. Suzume mencoba untuk membuka pintu itu, namun di dalam pintu itu ada sebuah dunia lain yang seolah tak asing untuknya tetapi tak bisa ia lewati, ternyata pintu itu adalah gerbang yang menjadi penghubung dari dunia manusia dan dunia orang yang meninggal. Saat pintu itu terbuka ada sebuah cacing besar yang tidak bisa dilihat oleh orang lain tapi Suzume dapat melihatnya, ternyata itu adalah sebuah bencana yang akan terjadi jika ia jatuh ke bawah bumi dan menyebabkan kehancuran bagi siapa pun yang berada di dekatnya. Hal tersebut membuat Suzume harus menutup portal tersebut untuk mencegah bencana itu terjadi bersama dengan seorang laki-laki yang ia temui, laki-laki itu memegang sebuah kunci yang dapat menutup pintu tersebut, ia bernama Souta. Namun Souta terkena kutukan yang mengharuskan Suzume untuk mencari kucing yang telah mengubah Souta, di setiap perjalanannya kucing tersebut membuka pintu bencana dan membuat Suzume harus menutup pintu itu.


Gue benar-benar takjub karena kita sebagai penonton diajak berkeliling Jepang dengan nuansa yang berbeda-beda dari setiap kota yang dijelajahi Suzume, ada beberapa scene yang menurut gue lucu dan sedih, walaupun ada sedikit scene romantis-nya tapi overall cerita yang dibuat oleh Makoto Shinkai emang gak pernah luput dari budaya yang ada di Jepang, jadi back story dari Suzume no Tojimari yang gue baca adalah keresahan beliau atas haikyo (reruntuhan) tempat yang ditinggalkan karena populasinya berkurang dan menurut beliau ini sangat related dengan kehidupan di Jepang. Keren sih, beliau bisa memikirkan sebegitu luasnya akan kehidupan yang ada di Jepang.


Wajib banget, kalau kalian udah pernah nonton beberapa karya beliau dan ini salah satu karya yang menurut gue gak bisa dijelaskan dengan kata-kata sangking keren, luar biasa dan juga top banget.

So, buat kalian boleh untuk gasskeun ke bioskop, lihat dan rasakan sensasi bahagia, terharu dan sedih dari perjalanan Suzume. Oke mungkin segini aja ShareYuk kali ini, semoga review gue kali ini bisa bermanfaat, bisa dimengerti, bisa diterima dan juga bisa menjadi tontonan buat kalian, see you next time.. bye..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wibu & K-Pop??

Wibu :) × K-Pop :D Welcome back to tulisan random, entah udah berapa banyak bacotan gue yang sungguh tidak berfaedah sama sekali :D tapi ya tapi..., gue harap ada beberapa tulisan yang bisa dijadikan motivasi yakss... Hari ini gue pengen share satu hal yang menurut gue pribadi, gak terlalu serius tapi bisa jadi serius sih...  (sejak kapan gue bisa serius)  Sebelumnya gue pernah bahas topik ini di salah satu platform media tulisan yang menjadi korban kerandoman gue. Dan di sana kalian bisa melihat sejarah, (apasih, sumpeh gaje banget gue) kenapa gue bisa masuk ke dunia fantasi yang menurut "sebagian orang" itu sesuatu yang abnormal, yang dibilang tukang "nge-halu" akan suatu hal yang tidak akan pernah bisa digapai.  (Kalo bisa digapai mah, gue bakal viral dong).   Baiklah gaes, tanpa berbasa-basi yang nantinya mengundang perdebatan sengit. Sebelum itu disclaimer dulu yee, gue cuma mau meluapkan aja, apa yang menjadi keresahan gue tentang stigma "Wibu &

Jangan lupa bahagia, seriusan ini cuy!

Beberapa bulan belakangan ini gue sering banget mendengar omongan-omongan yang bikin down , entah itu tentang pekerjaan, lifestyle bahkan kehidupan pribadi gue yang penuh dengan tanda tanya.  Jadi begini temen-temen, kadang menerima saran dari orang tuh ada baiknya. Gue salah satu orang yang sering banget mendapatkan saran karena menurut gue kita perlu loh menanyakan hal yang gak bisa kita kelola sendiri, but sometimes people change. Termasuk diri gue sendiri.  Manusia gampang berubah, hal tersebut bukan sesuatu yang baru. Ada yang berubah kearah yang lebih baik, ada pula kearah yang buruk. Ada yang berubah karena kesadaran sendiri. Ada yang terpengaruh keadaan sekitar. Perubahan bisa terjadi secara drastis dan begitu cepat namun ada juga yang berubah secara perlahan. Kadang perubahan ini yang dapat mendatangkan kebahagiaan atau justru kesedihan. Tapi entah kenapa gue setuju dengan lagu dari album Indigo-RM judulnya "change pt 2" "Things change, people change Everythin

Menulis jadi tempat pelampiasan terbaik saat overthinking

Orang lagi mumet kok disuruh nulis? Bukannya malah makin menguras tenaga, biar otak cepat pulih kalo diajak aktivitas. Menurut gue, justru dari namanya aja udah "overthinking" , berarti kelebihan beban pikiran. Terus ketika sedang berlebihan, berarti harus dikurangi toh. Caranya dengan menyalurkan pikiran atau emosi yang menumpuk ke suatu tempat lain. Beberapa orang senang menyalurkan "bebannya" walau untuk sementara ke berbagai kegiatan fisik seperti olahraga. Ada juga yang menyalurkannya ke hobi-hobi tertentu yang membuat hormon kebahagiaan meningkat sehingga rasa cemas dan pikiran berlebihan bisa lepas, entah efeknya sementara, jangka panjang atau hilang sama sekali. Tapi bukan berarti masalahnya yang hilang sih, kadang menyalurkan beban pikiran ke berbagai kegiatan bisa jadi kita mendapatkan hal baru untuk membantu kita menyelesaikan suatu masalah.  Untuk gue pribadi overthinking bisa disalurkan ke hobi gue yang kebetulan berhubungan dengan alam. Mulai dari na