Langsung ke konten utama

#ObrolanGue (Internasional Women's Day)


"Hidup sebagai perempuan tidaklah mudah"  kalimat yang sering banget gue dengar dari pengalaman hidup sebagai perempuan. Ketika gue berada di masa anak-anak sampai akhirnya dewasa ternyata membuat gue sadar kalau perjalanan hidup tuh cukup memberatkan hanya karena gue perempuan. Banyak banget hal yang membedakan gue dengan adik laki-laki gue sebab kami berbeda gender. Gue perempuan sedangkan adik gue laki-laki, dari mulai warna pakaian, aksesoris, peralatan sekolah, sampai permainan yang boleh gue mainkan hanya sekedar boneka, masak-masakan dan beberapa buku. Dulu gue menganggap ini semua hal yang semestinya, ketika anak perempuan hanya boleh melakukan yang sudah ditetapkan oleh masyarakat maka itu sesuatu yang wajar dan memang harus dilakukan. Itulah kenapa pola pikir gue dahulu, ketika sudah dewasa diri ini hanya berfokus pada kehidupan rumah tangga (seperti memasak, mencuci, beberes rumah dll), tak ada hal lain yang menjadi prioritas utama dikehidupan gue. Menurut gue pendidikan bukanlah hal penting, asalkan sudah lulus sekolah maka hidup gue selesai lalu hanya tinggal menunggu waktu dimana tugas itu bakal menghampiri, cerita yang mudah ditebak akan seperti apa endingnya karena sejak kecil yang gue lihat disekitar, perempuan mempunyai keterbatasan hidup. Soal pendidikan tidak menjamin seorang perempuan mendapatkan kedudukan yang setara dimasyarakat, perempuan hanya menduduki peringkat kedua untuk mendapatkan tempat mengeksplorasi dirinya. Pemikiran ini yang terus terpatri didalam mindset hidup gue, tak ada pengingat serta edukasi tentang apa itu kesetaraan gender dan hak perempuan. Inilah hidup gue dan perempuan lainnya untuk menerima kodrat yang sudah didominasi oleh budaya patriarki. 

Namun mata dan hati ini mulai sedikit terbuka, saat melihat perjuangan perempuan dengan gagah berani mempertaruhkan segalanya untuk bisa berdiri setara dimasyarakat, ternyata ada titik terang untuk gue dan perempuan lainnya bisa keluar dari lubang gelap yang selama ini menutup jalan agar perempuan bisa berkontribusi dalam setiap aktivitas, kegiatan dan juga menggapai impian. Perlahan gue memutuskan rantai yang sudah cukup lama melilit ditubuh ini, gue berhak bernafas lega untuk menikmati hidup sebagai seorang perempuan, gue berhak mendapatkan pendidikan dan gue berhak menggapai impian. Namun gue tersadar bahwa masih banyak perempuan lainnya yang terlilit rantai patriarki dan gue tau butuh lebih banyak pengorbanan agar mereka dapat merasakan perjuangan dan memperjuangkan hak perempuan, maka di hari yang spesial ini "Internasional Women's Day" yang jauh pada tanggal 8 Maret 2022 dengan semangat perjuangan perempuan dalam memerangi budaya patriarki masih terasa sekali energi positif yang diberikan, ternyata perjuangan perempuan sangatlah berat untuk mencapai titik terang bahwa perempuan berhak atas dirinya, masih banyak narasi-narasi yang menyudutkan perempuan, masih banyak rasa takut untuk melawan budaya patriarki dan lainnya. Tentu perjuangan ini belum berakhir tapi gue sebagai perempuan akan terus memperjuangkan hak atas diri ini, maka inilah versi gue yang baru, penuh semangat, energi positif serta keberanian. Jadi untuk kalian, siapapun yang sedang membaca obrolan singkat ini, gue harap semangat positif akan tersalurkan kepada kalian dan menjadi pengingat serta edukasi bahwa perempuan memiliki hak yang setara dimasyarakat.


Hai, hai... Terima kasih sudah membaca #ObrolanGue jadi tulisan ini merupakan perasaan yang terpendam didalam pikiran, namun hari ini gue bisa melepaskannya menjadi satu narasi yang semoga bisa membantu menyemangati perempuan untuk berani mengatakan kalau "Gue bangga menjadi perempuan" serta "Perempuan berhak atas dirinya". Sekali lagi terima kasih dan sampai jumpa diepisode #ObrolanGue lainnya. 

#KamuBerharga

#IWD2022


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wibu & K-Pop??

Wibu :) × K-Pop :D Welcome back to tulisan random, entah udah berapa banyak bacotan gue yang sungguh tidak berfaedah sama sekali :D tapi ya tapi..., gue harap ada beberapa tulisan yang bisa dijadikan motivasi yakss... Hari ini gue pengen share satu hal yang menurut gue pribadi, gak terlalu serius tapi bisa jadi serius sih...  (sejak kapan gue bisa serius)  Sebelumnya gue pernah bahas topik ini di salah satu platform media tulisan yang menjadi korban kerandoman gue. Dan di sana kalian bisa melihat sejarah, (apasih, sumpeh gaje banget gue) kenapa gue bisa masuk ke dunia fantasi yang menurut "sebagian orang" itu sesuatu yang abnormal, yang dibilang tukang "nge-halu" akan suatu hal yang tidak akan pernah bisa digapai.  (Kalo bisa digapai mah, gue bakal viral dong).   Baiklah gaes, tanpa berbasa-basi yang nantinya mengundang perdebatan sengit. Sebelum itu disclaimer dulu yee, gue cuma mau meluapkan aja, apa yang menjadi keresahan gue tentang stigma "Wibu &

Jangan lupa bahagia, seriusan ini cuy!

Beberapa bulan belakangan ini gue sering banget mendengar omongan-omongan yang bikin down , entah itu tentang pekerjaan, lifestyle bahkan kehidupan pribadi gue yang penuh dengan tanda tanya.  Jadi begini temen-temen, kadang menerima saran dari orang tuh ada baiknya. Gue salah satu orang yang sering banget mendapatkan saran karena menurut gue kita perlu loh menanyakan hal yang gak bisa kita kelola sendiri, but sometimes people change. Termasuk diri gue sendiri.  Manusia gampang berubah, hal tersebut bukan sesuatu yang baru. Ada yang berubah kearah yang lebih baik, ada pula kearah yang buruk. Ada yang berubah karena kesadaran sendiri. Ada yang terpengaruh keadaan sekitar. Perubahan bisa terjadi secara drastis dan begitu cepat namun ada juga yang berubah secara perlahan. Kadang perubahan ini yang dapat mendatangkan kebahagiaan atau justru kesedihan. Tapi entah kenapa gue setuju dengan lagu dari album Indigo-RM judulnya "change pt 2" "Things change, people change Everythin

Menulis jadi tempat pelampiasan terbaik saat overthinking

Orang lagi mumet kok disuruh nulis? Bukannya malah makin menguras tenaga, biar otak cepat pulih kalo diajak aktivitas. Menurut gue, justru dari namanya aja udah "overthinking" , berarti kelebihan beban pikiran. Terus ketika sedang berlebihan, berarti harus dikurangi toh. Caranya dengan menyalurkan pikiran atau emosi yang menumpuk ke suatu tempat lain. Beberapa orang senang menyalurkan "bebannya" walau untuk sementara ke berbagai kegiatan fisik seperti olahraga. Ada juga yang menyalurkannya ke hobi-hobi tertentu yang membuat hormon kebahagiaan meningkat sehingga rasa cemas dan pikiran berlebihan bisa lepas, entah efeknya sementara, jangka panjang atau hilang sama sekali. Tapi bukan berarti masalahnya yang hilang sih, kadang menyalurkan beban pikiran ke berbagai kegiatan bisa jadi kita mendapatkan hal baru untuk membantu kita menyelesaikan suatu masalah.  Untuk gue pribadi overthinking bisa disalurkan ke hobi gue yang kebetulan berhubungan dengan alam. Mulai dari na