Langsung ke konten utama

Nilai dan Prinsip : Intersectionality & Inclusiveness Part-1 (Hari kedua "Kelas Literasi Feminis")

26 November 2021 menjadi hari yang ditunggu banget setelah kemarin kami melakukan perkenalan dengan seluruh peserta KLF (Kelas Literasi Feminis) serta panita pun ikut memperkenalkan diri, semakin mempererat hubungan walaupun baru bertemu, dalam waktu singkat kami mulai terbuka satu sama lain. Di kegiatan KLF, kami dibagi kelompok untuk mengerjakan tugas yang nantinya akan diberikan oleh panita selesai diskusi. Tentu tugas inilah yang akan kami dapatkan setelah mengikuti KLF jadi tidak hanya mendengarkan tetapi kami diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan hasil dari diskusi bersama ke dalam media digital seperti video, poster, tiktok, tulisan tangan, komik dll. Hari kedua kegiatan KLF dimulai pada pukul 09.00 WIB, ini sudah merupakan kesepakatan yang kami sepakati kemarin bahwa saat memasuki ruangan harus tepat waktu dan juga jika ada kendala tidak bisa open camera, kami diharapkan menginformasikan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Teman-teman yang hadir pun sangat antusias hingga tidak ada yang terlambat datang keruang zoom, tepat pukul 09.00 WIB kami memulai materi pertama, pemateri hari ini ada 2 perempuan yang sangat luas biasa saat menyampaikan materi, tentu kami sangat memperhatikan apa yang disampaikan oleh pemateri. Untuk teman-teman yang sedang membaca bisa sambil mencatat apa yang akan gue share karena materi ini sangat bermanfaat untuk kita terapkan dikehidupan. Selamat menikmati proses belajar bersama.

Memahami Intersectionality & Inclusiveness dalam keberagaman beribadah dan beragama (KBB) oleh Nuri Widiastuti Veronika.

Siapakah Aku Dimata Masyarakat?

Seorang Individu bisa memiliki beberapa kategori "identitas" sosial.

Intersectionality: Keterkaitan dari berbagai kategori sosial yang dapat menimbulkan diskriminasi dan kerugian bagi seseorang dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat meminggirkan seseorang seperti jenis kelamin, ras, kelas, agama dan keyakinan, orientasi seksual, kesehatan fisik, latar belakang pekerjaan, dsb. 

Kenapa kamu harus tau Intersectionality?

1. Menyediakan konteks untuk dapat menyuarakan, mencegah dan menghapus kekerasan dan diskriminasi.

2. Memberi perhatian pada detail dan pengalaman yang berbeda.

3. Mengurangi bias mendorong refleksi diri dan mencegah pandang victim blaming.

Intersectionality dan KBB

• Kekerasan berbasis agama sejak reformasi dan menguat sejak 2016.

• Modus kekerasan: serangan fisik dan virtual.

• Kedaulatan tubuh perempuan (objek kekerasan berbasis agama).

• Peraturan yang menyasar hak asasi perempuan.

• Larangan mempraktekkan agama bagi LBGTQI.

• Misoginisme mendorong fundamentalisme, radikalisme dan ekstremisme.

• Pesatnya perkembangan teknologi dan sosial media tanpa literasi.

• Beragama adalah tren, bisa membuat seseorang mengabaikan toleransi kepada yang berbeda.

How to embrace intersectionality?

1. "Check your privilege" atau "deloken githokmu dewe"

2. Mendengarkan dan belajar dari mereka yang sedang bercerita

3. Jangan ikut-ikutan

4. "Watch your language"

Inclusiveness

• Inclusiveness adalah merangkul semua orang terlepas dari ras, suku, latar belakang pekerjaan, jenis kelamin, disabilitas, kebutuhan medis atau lainnya.

• Inklusi berarti memberikan akses dan peluang yang sama sehingga dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan publik karena memberikan ruang kepada mereka yang mengalami marginalisasi dan diskriminasi.

Jadi kesimpulannya :

• Intersectionality adalah cara pandang dan pengakuan bahwa manusia punya banyak identitas sosial yang harus dipertimbangkan untuk mengatasi diskriminasi dan marginalisasi.

Inclusiveness adalah upaya, langkah dan tindakan nyata kita untuk memanusiakan manusia yang memiliki keragaman identitas.


Hai, teman-teman untuk materi pertama ini cukup sampai sini, jika kalian ingin mencatat sangat diperbolehkan semoga ini bisa bermanfaat dalam menambah wawasan kalian, karena cukup panjang bahasan materinya mungkin akan gue bagi menjadi part ke-2 untuk materi selanjutnya akan disampaikan oleh Ibu Tabita Kartika Christiani yang membahas tentang Inclusiveness : Perempuan dan penyandang disabilitas, materi ini sangat keren banget karena gue masih awam tentang penyandang disabilitas, jadi materi ini sangat membantu gue dalam proses belajar memahami tentang keberagaman salah satunya penyandang disabilitas.

Terima kasih teman-teman sudah kembali membaca dan mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk kalian bagikan kembali kepada yang lain. Sampai jumpa...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wibu & K-Pop??

Wibu :) × K-Pop :D Welcome back to tulisan random, entah udah berapa banyak bacotan gue yang sungguh tidak berfaedah sama sekali :D tapi ya tapi..., gue harap ada beberapa tulisan yang bisa dijadikan motivasi yakss... Hari ini gue pengen share satu hal yang menurut gue pribadi, gak terlalu serius tapi bisa jadi serius sih...  (sejak kapan gue bisa serius)  Sebelumnya gue pernah bahas topik ini di salah satu platform media tulisan yang menjadi korban kerandoman gue. Dan di sana kalian bisa melihat sejarah, (apasih, sumpeh gaje banget gue) kenapa gue bisa masuk ke dunia fantasi yang menurut "sebagian orang" itu sesuatu yang abnormal, yang dibilang tukang "nge-halu" akan suatu hal yang tidak akan pernah bisa digapai.  (Kalo bisa digapai mah, gue bakal viral dong).   Baiklah gaes, tanpa berbasa-basi yang nantinya mengundang perdebatan sengit. Sebelum itu disclaimer dulu yee, gue cuma mau meluapkan aja, apa yang menjadi keresahan gue tentang stigma "Wibu &

Jangan lupa bahagia, seriusan ini cuy!

Beberapa bulan belakangan ini gue sering banget mendengar omongan-omongan yang bikin down , entah itu tentang pekerjaan, lifestyle bahkan kehidupan pribadi gue yang penuh dengan tanda tanya.  Jadi begini temen-temen, kadang menerima saran dari orang tuh ada baiknya. Gue salah satu orang yang sering banget mendapatkan saran karena menurut gue kita perlu loh menanyakan hal yang gak bisa kita kelola sendiri, but sometimes people change. Termasuk diri gue sendiri.  Manusia gampang berubah, hal tersebut bukan sesuatu yang baru. Ada yang berubah kearah yang lebih baik, ada pula kearah yang buruk. Ada yang berubah karena kesadaran sendiri. Ada yang terpengaruh keadaan sekitar. Perubahan bisa terjadi secara drastis dan begitu cepat namun ada juga yang berubah secara perlahan. Kadang perubahan ini yang dapat mendatangkan kebahagiaan atau justru kesedihan. Tapi entah kenapa gue setuju dengan lagu dari album Indigo-RM judulnya "change pt 2" "Things change, people change Everythin

Menulis jadi tempat pelampiasan terbaik saat overthinking

Orang lagi mumet kok disuruh nulis? Bukannya malah makin menguras tenaga, biar otak cepat pulih kalo diajak aktivitas. Menurut gue, justru dari namanya aja udah "overthinking" , berarti kelebihan beban pikiran. Terus ketika sedang berlebihan, berarti harus dikurangi toh. Caranya dengan menyalurkan pikiran atau emosi yang menumpuk ke suatu tempat lain. Beberapa orang senang menyalurkan "bebannya" walau untuk sementara ke berbagai kegiatan fisik seperti olahraga. Ada juga yang menyalurkannya ke hobi-hobi tertentu yang membuat hormon kebahagiaan meningkat sehingga rasa cemas dan pikiran berlebihan bisa lepas, entah efeknya sementara, jangka panjang atau hilang sama sekali. Tapi bukan berarti masalahnya yang hilang sih, kadang menyalurkan beban pikiran ke berbagai kegiatan bisa jadi kita mendapatkan hal baru untuk membantu kita menyelesaikan suatu masalah.  Untuk gue pribadi overthinking bisa disalurkan ke hobi gue yang kebetulan berhubungan dengan alam. Mulai dari na