Langsung ke konten utama

Awal mula bertemu "Kelas Literasi Feminis"

Buat gue media sosial kini menjadi tempat singgah untuk mencari informasi, banyak berita yang bisa kita klik untuk membuka jendela dunia. Seperti halnya ketika gue ingin mencari satu informasi, yang sebenarnya tidak asing lagi untuk kita dengar namun keberadaannya masih menjadi pro kontra bagi sebagian orang dan gue merasa butuh informasi yang valid untuk bisa dipelajari lebih mendalam hingga akhirnya jawaban untuk pertanyaan itu tertuju kepada satu akun Instagram (@sp_kinasihyogyakarta), ketika gue scrolling postingan di akun tersebut ternyata ada satu feed yang berisi ajakan untuk kaum muda, tentu saja... jiwa muda gue pun bergejolak untuk mengikuti "Kelas Literasi Feminis" begitu caption yang tertulis di postingannya. Saat itu gue langsung membuka link pendaftaran, tetapi ada beberapa persyaratan yang harus gue penuhi untuk bisa terpilih, seperti menulis CV tentang keterkaitan gue untuk mengikuti kegiatan tersebut, nggak butuh waktu lama mungkin sekitar beberapa jam untuk menulis CV dan pengalaman gue di dunia feminis. Kemudian dengan mengucap bismillah, gue mengirimkan hasil CV tersebut. Tepat di tanggal 23 November 2021, gue mendapatkan notif berupa pesan WhatsApp dari admin @sp_kinasihyogyakarta pesan tersebut berisikan bahwa "Anda lolos tahap seleksi berkas dan dapat mengikuti seleksi wawancara." Seketika seneng banget dapat notif melebihi notif doi hehehe tapi saat itu lagi ada diskusi bareng TDA (@teamdikitaja) jadi gue minta izin untuk pulang lebih awal untuk mengikuti wawancara, ketika sesi wawancara cukup degdegan karena awal pembukaan hostnya bilang banyak yang ikut wawancara dan akan diseleksi lagi agar mencukupi kouta yang disediakan, gue sendiri antara pasrah aja sih dengan hasil dari wawancara tersebut, hanya sekitar 15 menit sesi wawancara dengan beberapa pertanyaan yang diajukan ke gue dan jawaban yang terucap pun cukup untuk memenuhi ekspektasi agar terpilih, yang penting yakin dulu hehehe kemudian host memberikan informasi kalau peserta yang lolos akan mendapatkan email jadi harus menunggu lagi deh. (Btw Kegiatan wawancara tadi dilakukan lewat aplikasi zoom dan untuk sesi wawancara hanya 1 peserta dengan panitia penyelenggara, jadi ruang itu aman ya gaes). 

Sesi menunggu memang cukup menyebalkan karena belum ada jawaban yang pasti untuk diberikan, tapi hari ini gue cukup puas dengan hasil wawancara tadi, perihal terpilih atau tidaknya tinggal menggunakan nasib keberuntungan saja, hingga tiba hari yang ditunggu tanggal 24 November 2021 ada sebuah notifikasi dari email yang dikirim oleh Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta, benar-benar tidak terduga banget bakalan terpilih dari 120 peserta yang mendaftar, gue terpilih untuk belajar lebih dalam tentang feminisme dan keberagaman, tentu ini hal baru yang gue dapat selama gue belajar dengan komunitas dan juga teman-teman feminis yang lain. Harapan gue cukup terbayar lunas untuk bisa mendapatkan ilmu dari kegiatan ini dan yang bikin gue senang lagi ternyata peserta yang terpilih cukup beragam mulai dari asal tempat tinggal, Agama, Entis dan Suku. Ini menambah wawasan gue untuk bisa lebih mengenal teman-teman feminis dari berbagai tempat, ternyata masih banyak hal yang belum gue sadari ketika sudah memasuki lingkungan yang luas akan perspektif, kini jendela dunia buat gue ternyata bukan sekedar membaca dari satu sumber namun ketika kita melihat luasnya pemahaman terhadap sumber yang lain kita akan menemukan informasi baru untuk dipelajari. 


(Hai teman-teman semua, maaf banget baru muncul kembali dari sekian lamanya :D tulisan ini sebenarnya sudah cukup lama bersarang di draft tercinta namun karena ego yang tertumpuk jadi males untuk posting, memang ya rasa males harus terus di lawan agar tidak bersarang di pikiran, tapi mau bagaimana lagi hidup memang seperti itu banyak banget godaannya, btw tulisan ini merupakan bentuk dukungan dari kegiatan "Kelas Literasi Feminis" walaupun kegiatan ini sudah cukup lama berlalu tapi ilmu tidak akan berlalu secepat itu kan. Jadi untuk teman-teman yang ingin tau kelanjutan dari kegiatan ini bisa banget untuk tungguin tulisan selanjutnya atau bisa kepoin Instagram @sp_kinasihyogyakarta)

Sampai bertemu lagi...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wibu & K-Pop??

Wibu :) × K-Pop :D Welcome back to tulisan random, entah udah berapa banyak bacotan gue yang sungguh tidak berfaedah sama sekali :D tapi ya tapi..., gue harap ada beberapa tulisan yang bisa dijadikan motivasi yakss... Hari ini gue pengen share satu hal yang menurut gue pribadi, gak terlalu serius tapi bisa jadi serius sih...  (sejak kapan gue bisa serius)  Sebelumnya gue pernah bahas topik ini di salah satu platform media tulisan yang menjadi korban kerandoman gue. Dan di sana kalian bisa melihat sejarah, (apasih, sumpeh gaje banget gue) kenapa gue bisa masuk ke dunia fantasi yang menurut "sebagian orang" itu sesuatu yang abnormal, yang dibilang tukang "nge-halu" akan suatu hal yang tidak akan pernah bisa digapai.  (Kalo bisa digapai mah, gue bakal viral dong).   Baiklah gaes, tanpa berbasa-basi yang nantinya mengundang perdebatan sengit. Sebelum itu disclaimer dulu yee, gue cuma mau meluapkan aja, apa yang menjadi keresahan gue tentang stigma "Wibu &

Jangan lupa bahagia, seriusan ini cuy!

Beberapa bulan belakangan ini gue sering banget mendengar omongan-omongan yang bikin down , entah itu tentang pekerjaan, lifestyle bahkan kehidupan pribadi gue yang penuh dengan tanda tanya.  Jadi begini temen-temen, kadang menerima saran dari orang tuh ada baiknya. Gue salah satu orang yang sering banget mendapatkan saran karena menurut gue kita perlu loh menanyakan hal yang gak bisa kita kelola sendiri, but sometimes people change. Termasuk diri gue sendiri.  Manusia gampang berubah, hal tersebut bukan sesuatu yang baru. Ada yang berubah kearah yang lebih baik, ada pula kearah yang buruk. Ada yang berubah karena kesadaran sendiri. Ada yang terpengaruh keadaan sekitar. Perubahan bisa terjadi secara drastis dan begitu cepat namun ada juga yang berubah secara perlahan. Kadang perubahan ini yang dapat mendatangkan kebahagiaan atau justru kesedihan. Tapi entah kenapa gue setuju dengan lagu dari album Indigo-RM judulnya "change pt 2" "Things change, people change Everythin

Menulis jadi tempat pelampiasan terbaik saat overthinking

Orang lagi mumet kok disuruh nulis? Bukannya malah makin menguras tenaga, biar otak cepat pulih kalo diajak aktivitas. Menurut gue, justru dari namanya aja udah "overthinking" , berarti kelebihan beban pikiran. Terus ketika sedang berlebihan, berarti harus dikurangi toh. Caranya dengan menyalurkan pikiran atau emosi yang menumpuk ke suatu tempat lain. Beberapa orang senang menyalurkan "bebannya" walau untuk sementara ke berbagai kegiatan fisik seperti olahraga. Ada juga yang menyalurkannya ke hobi-hobi tertentu yang membuat hormon kebahagiaan meningkat sehingga rasa cemas dan pikiran berlebihan bisa lepas, entah efeknya sementara, jangka panjang atau hilang sama sekali. Tapi bukan berarti masalahnya yang hilang sih, kadang menyalurkan beban pikiran ke berbagai kegiatan bisa jadi kita mendapatkan hal baru untuk membantu kita menyelesaikan suatu masalah.  Untuk gue pribadi overthinking bisa disalurkan ke hobi gue yang kebetulan berhubungan dengan alam. Mulai dari na